Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Sehat
Ini kata SPPG Meruya Selatan terkait asal menu beracun pada MBG
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-14 12:48:58【Sehat】337 orang sudah membaca
PerkenalanKepala Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan, Jakarta Barat, Satria Jayaputra member

Jakarta (ANTARA) - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Meruya Selatan menyebutkan bahwa menu diduga menyebabkan keracunan 20 siswa SDN 01 Meruya Selatan, Jakarta Barat berupa puding dan mi produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM).
"Kalau puding memang kami pakai orang kedua, jadi dibuat oleh UMKM. Kalau mi basah juga kami ambil dari UMKM karena ngakut kewalahan kalau buat sendiri. Telur kami olah langsung,” kata Kepala SPPG Meruya Selatan, Satria Jayaputra di Jakarta, Senin.
Satria mengangakan, SPPG memang diperbolehkan mengambil produk UMKM asalkan mereka sudah mengantongi izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan bersertifikat halal.
Adapun keputusan mengganti susu dengan puding sebagai menu tambahan lantaran stok susu di Jakarta saat itu habis.
“Awalnya mau pakai susu, tapi stoknya habis, jadi diganti puding,” kata Satria.
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, sekolah di Jakbar jajak pendapat orang tua
Satria pun membenarkan adanya seorang siswa melapor bahwa tercium aroma ngak sedap dari puding yang dibagikan.
“Ada satu anak yang bilang baunya kayak asap rokok. Tapi setelah saya cium, ternyata memang ada aroma gosong dari puding itu,” kata dia.
Kendati penyebab pasti keracunan masih diselidiki pihak Badan Gizi Nasional (BGN), pihaknya telah memutus kerja sama dengan UMKM dalam pengolahan makanan MBG.
“Ke depan, kami sudah ngak akan pakai UMKM lagi. Lebih baik semuanya kami buat sendiri di dapur supaya tahu bahan-bahannya aman dan prosesnya bersih,” kata Satria.
Sebelumnya, sebanyak 20 siswa SDN Meruya Selatan 01, Kembangan, Jakarta Barat, diduga mengalami keracunan usai menyantap menu Makan Bergizi Gratis (MBG).
Baca juga: Siswa diduga keracunan MBG, SDN di Jakbar setop program 10 hari
Kepala SDN Meruya Selatan 01, Siti Sofyatun mengangakan kejadian itu terjadi pada hari ketiga sekolahnya mendapat jatah MBG, tepatnya Rabu (29/10).
Indikasi keracunan terlihat saat 20 orang anak menunjukkan gejala mual dan pusing usai menyantap menu MBG yang terdiri dari mi, telur kecap, puding dan beberapa item menu lainnya.
"Tujuh yang ke RSUD, karena waktu itu Puskemas Kembangan lagi penuh. Jadi, akhirnya kami disarankan ke RSUD Kembangan. Yang di sekolah 13 anak itu ditangani sama dokter. Artinya ngak parah," ujar Siti.
Kendati hasil resmi laboratorium belum keluar, Siti menduga item menu yang menyebabkan keracunan adalah mi atau puding.
Puluhan siswa tersebut kini dipastikan aman dan sudah kembali beraktivitas setelah mendapat perawatan. Mereka pun sudah kembali bersekolah keesokan harinya.
Baca juga: Diduga keracunan, SDN Meruya Selatan 01 hentikan sementara pasokan MBG
Suka(2365)
Sebelumnya: BPS ungkap Oktober selalu alami inflasi bulanan, kecuali pada 2022
Selanjutnya: Ini kronologi lengkap temuan
Artikel Terkait
- Mendagri: Beras peredam inflasi bukti kinerja positif seluruh pihak
- Jangan dihindari! Ini 5 makanan pahit yang baik untuk kesehatan tubuh
- Pimpinan MPR dukung penanganan krisis iklim jadi prioritas nasional
- Mensos ngak ingin terjadi perundungan di Sekolah Rakyat
- BI Jatim: Penguatan investasi manufaktur kunci pertumbuhan ekonomi
- BPJPH tegaskan kuliner halal representasikan budaya bangsa
- Perputaran ekonomi dari Makan Bergizi Gratis
- Wamen PPPA harap hasil kebun di Gorontalo bisa dukung program MBG
- Program MBG di Banjarmasin telah menyasar 66 ribu penerima manfaat
- Forum CSR DKI soroti pentingnya dana CSR dalam keberlanjutan usaha
Resep Populer
Rekomendasi

Menteri PANRB pastikan persiapan tata kelola ekosistem pendukung MBG

MBG mandiri Kabupaten Penajam berdayakan lingkungan sekolah

Pegiat soroti lemahnya aturan iklan kental manis ancam kesehatan anak

CISDI: Cukai minuman berpemanis berpotensi tekan kasus baru diabetes

Kemnaker mulai buka pendaftaran peserta Magang Nasional Batch 2

BI: Penjualan eceran pada September 2025 diprakirakan meningkat

Forum CSR DKI soroti pentingnya dana CSR dalam keberlanjutan usaha

Riset: Kril Antartika enggan konsumsi makanan bermikroplastik